-->
Tampilkan postingan dengan label Lingkungan Fisik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lingkungan Fisik. Tampilkan semua postingan
Meningkatkan Kualitas Udara
Lihat Detail

Meningkatkan Kualitas Udara

KUALITAS udara Bandung dinilai semakin memburuk, demikian judul berita Pikiran Rakyat (10/5/05). Membaca berita itu hati saya menjadi prihatin dengan kondisi kota yang memiliki julukan "Kota Kembang" ini. Arti lainnya dapatlah dikatakan bahwa kondisi pencemaran udara Kota Bandung sudah sangat mengkhawatirkan.
=================

Yuk.., update informasi seputar dunia sanitasi dan kesehatan lingkungan di website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com

Perlunya Membangun TPSA yang Sanitair:
Suatu program pengelolaan sampah belum bisa dikatakan berhasil keseluruhannya dengan baik, tanpa menyelesaikan hingga tahap disposalnya (pembungan akhir) dengan baik.
https://insanitarian.com/2019/08/04/perlunya-membangun-tpsa-yang-sanitair/

Menjaga Perut:
Barangsiapa makan secara berlebihan akan menyebabkan banyak tidurnya. Dan barangsiapa banyak tidur, maka banyak pula kebaikan dan kebajikan yang terlewatkan olehnya.
https://insanitarian.com/2019/08/17/menjaga-perut/

Ekologi Manusia:
Pesan saya jangan lupakan keberadaan ilmu ekologi manusia ini.
https://insanitarian.com/2019/08/25/ekologi-manusia/

Agroperhutanan Menjanjikan Kerimbunan Vegetasi:
Kalau kita berpikir bijaksana, keberadaan sistem agroperhutanan tradisional itu dapat beradaptasi terhadap perubahan biofisik dan sosial-ekonomi masyarakat.
https://insanitarian.com/2022/01/01/agroperhutanan-menjanjikan-kerimbunan-vegetasi/

Aspek Teknis Dalam Penyehatan Rumah:
Untuk menggapai kondisi rumah yang memenuhi kebutuhan, tentu kita harus memperhatikan aspek-aspek teknis yang berhubungan langsung dengan usaha penyehatan rumah berikut ini.
https://insanitarian.com/2022/01/02/aspek-teknis-dalam-penyehatan-rumah/

Bagaimana Mendaur Ulang Sampah?
Sebagian besar sampah modern memang tidak bisa membusuk namun tetap utuh sampai bertahun-tahun lamanya. Sehingga dengan mendaur ulang berarti kita bisa mengurangi sampah yang dibuang.
https://insanitarian.com/2022/01/03/bagaimana-mendaur-ulang-sampah/

Minimisasi Limbah Bikin Rumah Sakit Cerah:
Para pengelola RS sudah selayaknya menerapkan program minimisasi limbah untuk mengamankan RS dari terjadinya pencemaran dan penularan aneka kuman penyakit dari limbah yang dihasilkannya.
https://insanitarian.com/2022/01/20/minimisasi-limbah-bikin-rumah-sakit-cerah/

Manusia dan Lingkungan, Kunci Atasi Masalah Kesehatan Lingkungan:
Manusia dan lingkungan. Inilah dua kata yang saling berhubungan. Dari aktivitas keduanya, permasalahan kesehatan lingkungan muncul silih berganti dalam hidup masyarakat Indonesia. Begitu pun sebaliknya, kalau kita analisis dari aktivitas manusia dan lingkungan itu merupakan dua hal yang sangat menentukan dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
https://insanitarian.com/2022/01/21/manusia-dan-lingkungan-kunci-atasi-masalah-kesehatan-lingkungan/

Vaksin, Komunikasi, dan Risiko Kesehatan:
Perlu pengembangan sistem pemantauan komunikasi untuk mendeteksi kebutuhan informasi/berita maupun informasi tentang rumor atau hoaks; merencanakan manajemen rumor, termasuk media sosial; serta mengembangkan kapasitas dan sumber daya untuk melawan hoaks.
https://insanitarian.com/2022/01/22/vaksin-komunikasi-dan-risiko-kesehatan/

Elemen Fungsional Sistem Pengelolaan Sampah:
Pada awal kehidupan manusia, sampah belum menjadi masalah, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin hari keberadaan sampah menjadi masalah yang perlu ditangani secara serius.
https://insanitarian.com/2022/01/23/elemen-fungsional-sistem-pengelolaan-sampah/

Manajemen Pengendalian Pencemaran Udara Ruangan:
Tercetusnya kondisi pencemaran udara di ruangan seperti di atas, jelas-jelas akan berpengaruh bagi kesehatan manusia yang ada di ruangan tersebut. Pengaruh tersebut terutama berupa penularan penyakit bersifat airborne diseases (penyakit yang ditularkan melalui udara). Pencemaran udara ini akan berpengaruh terhadap angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) dari berbagai jenis penyakit.
https://insanitarian.com/2022/01/24/manajemen-pengendalian-pencemaran-udara-ruangan/

Untuk Update artikel terbaru langsung kunjungi website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com
Salam
Arda Dinata

===============

Hal ini beralasan bila kita lihat dari hasil penelitian Ir. Puji Lestari, Ph.D, peneliti spesialis polusi udara dari ITB. Hasil penelitian itu menyimpulkan, polusi udara di wilayah Kota Bandung sudah pada tingkat warning, di mana konsentrasi partikel-partikel pembentuk polusi udara seperti karbon (CO), timbal (Pb), sulfur (SO), dan jenis debu-debuan. Bahkan di beberapa daerah seperti Alun-alun dan kawasan Braga, kadar partikel pembentuk polusinya ada yang sudah melewati baku mutu lingkungan.

Terkait dengan pencemaran udara ini, data terbaru menyebutkan bahwa selama 310 hari atau 85 persen dari 365 hari dalam setahun, kualitas udara di Kota Bandung tergolong buruk karena berada di atas baku mutu. Data ini diperoleh dari stasiun pemantau otomatis yang digunakan untuk menghitung indeks standar pencemar udara /ISPU (Pikiran Rakyat, 27/10/04).

Kondisi tersebut tentu sungguh memprihatinkan. Situasi yang sangat terasa perubahan akibat terjadinya pencemaran udara tersebut adalah terjadinya perubahan suhu di Kota Bandung. Adanya perubahan tersebut, yang jelas bagi warga Bandung, mungkin telah merasakan adanya perubahan suhu di lingkungan tempat tinggalnya. Yakni terasa panas, kotor, berdebu, dan jauh dari semerbak harum bunga. Kondisi tersebut, ternyata diperparah lagi dengan minimnya tanaman (baca: pohon-pohon) yang ada di jalan-jalan Kota Bandung.

Pokoknya, kondisi jumlah pohon di Kota Bandung ini dirasakan masih sangat kurang. Bayangkan, pada tahun 2002 saja ketika jumlah penduduk Bandung sekira 2,5 juta jiwa ternyata jumlah pohonnya yang ada hanya sekira 1,25 juta. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana kondisi jumlah pohon saat ini dengan banyaknya projek pelebaran jalan yang banyak menebang pohon seperti di Jalan Pasteur dan Jalan Suci?

Padahal, kalau kita telusuri dari literatur milik Haryoto Kunto (Wajah Bandung Tempo Dulu; 1985), disebutkan bahwa sekira akhir abad 19 dan awal abad 20, Bandung dihiasi berbagai taman seperti Taman Merdeka (Pieters Park) yang merupakan taman bunga pertama di Bandung (1885), Taman Sari (Jubileum Park) yang berupa hutan tropis mini, Taman Ganeca (Ijzerman Park), yang berupa kolam ikan dengan aneka bunga terate, Taman Maluku (Molukken Park), Taman Nusantara (Insulinde Park) serta beragam pohon pelindung jalan.

Dengan berkurangnya (pohon) taman-taman itulah, salah satu penyebabnya, yang menjadikan Kota Bandung tidak seindah dan senyaman tempo dulu lagi. Lebih jauh, ia bisa berakibat tingkat polusi dan penyakit paru-paru cukup tinggi. Singkatnya, kondisi hutan Kota Bandung benar-benar kritis, jauh dari angka ideal yang dibutuhkan warga kota yang telah mencapai lebih dari 2,3 juta jiwa. Istilah lainnya, wilayah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandung ini masih sedikit. Dan saat ini paling tidak jumlah pohon pelindung sebanyak 229.649 pohon.

Padahal, idealnya jumlahnya 920.000 pohon pelindung atau 40 persen dari jumlah penduduk. Jumlah tersebut dihitung dengan rumusan jumlah penduduk x 0,5 kg oksigen x 1 pohon : 1,2 kg. (”GM”, 5/10/2000).

Fungsi Tanaman

Kondisi yang sedemikian parah tersebut telah membuat banyak kalangan memprediksikan bahwa bila hal itu tidak segera ditangani dan ditanggulangi dengan baik, maka pohon di Kota Bandung diperkirakan kritis dalam waktu 5-10 tahun mendatang. Semoga hal ini tidak terjadi, karena tidak bisa kita bayangkan bagaimana nasib manusia, bila kadar oksigen di bumi ini berkurang?

Untuk itu, mari kita sambut, gemakan dan diimplementasikan secara nyata --lagi ajk-- ide dari Bupati H. Obar Sobarna S.I.P., berupa "kewajiban" menanam pohon buah-buahan bagi calon pengantin, sebagai simbol dari membangun keluarga sakinah dan cinta lingkungan demi anak cucu kita kelak. Lebih jauh lagi, penulis setuju kalau tiap kepala keluarga menanam pohon minimal satu buah di lingkungannya masing-masing. Pokoknya, jangan biarkan ada tanah kosong di kiri-kanan dan depan-belakang rumah kita. Tanamlah pohon (buah-buahan). Karena pohon buah-buahan, tak hanya indah tapi juga menghasilkan sumber gizi.

Lebih jauh lagi, terkait dengan konteks fungsi tanaman dalam membantu menurunkan tingkat pencemaran udara di perkotaan, tentu hal itu tidak perlu disangsikan lagi. Sebab, tanaman merupakan bagian dari ekosistem kota yang keanekaragaman jenisnya tinggi. Paling tidak, tanaman di dalam kota ini mempunyai berbagai manfaat.

Pertama, fungsi ekologi. Secara sudut pandang ekologi, keberadaan pohon ini dapat berfungsi, di antaranya: (a) Sebagai penyerap gas/pertikel beracun. Tanaman dapat menyerap bermacam gas/partikel beracun yang mencemari udara. Gas tersebut antara lain adalah:

(1) Gas CO2 (karbon dioksida), di mana berbagai jenis tanaman mempunyai kemampuan untuk menyerap gas CO2 melalui proses fotosintesis.

(2) Gas NO2 (nitrogen dioksida), di mana gas ini termasuk paling toksik karena gas ini dapat menimbulkan iritasi pada paru-paru sehingga dapat merusak lapisan sel paru-paru, dan sumber pencemarnya adalah gas dari kendaraan bermotor terutama pagi hari antara pukul 6 sampai 9 pada saat terjadi reaksi fotokimia serta ruangan dapur yang menggunakan bahan bakar gas.

(3) Gas SO2 (sulfur dioksida), di mana gas ini berasal dari industri pengecoran logam, pembangkit listrik batu bara, dan penggunaan bahan bakar fosil.

(4) Partikel Pb, di mana kendaraan bermotor merupakan sumber utama Pb yang mencemari udara di perkotaan dan tiap-tiap jenis tanaman mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan kandungan Pb dari udara.

Fakuara (1990) menyatakan bahwa tanaman damar (Agathis alba), mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus imbricatus), pala (Mirystica fragrans), asam landi (Pithecelobium dulce), johar (Cassia siamea), mempunyai kemampuan sedang-tinggi dalam menurunkan kandungan timbal dari udara.

(b) Sebagai paru-paru kota. Selain tanaman mempunyai peranan di dalam menyerap gas beracun, tanaman juga menghasilkan gas oksigen pada waktu proses fotosintesis. Gas oksigen ini dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Karena tumbuhan berperan dalam menghasilkan gas oksigen maka tumbuhan dapat dianggap sebagai paru-parunya suatu kota.

(c) Sebagai pelestarian plasma nutfah. Plasma nutfah yang merupakan bahan baku penting untuk pembangunan di masa depan, terutama di bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan dan industri, maka perlu sekali untuk dikembangkan dan dilestarikan bersama dengan mempertahankan keanekaragaman biologinya. Kawasan hutan kota misalnya, dapat dipandang sebagai areal pelestarian di luar kawasan konservasi karena pada areal ini dapat dilestarikan flora dan fauna secara ekssitu.

(d) Sebagai peredam kebisingan. Keberadaan tanaman di pinggir jalan ternyata dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis tanaman yang paling efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang rindang.

(e) Sebagai habitat burung. Masyarakat modern kini cenderung kembali ke alam (back to nature). Desiran angin, kicauan burung, dan atraksi satwa lainnya di kota diharapkan dapat menghalau kejenuhan dan stres yang banyak dialami oleh penduduk perkotaan. Salah satu satwa liar yang dapat dikembangkan di perkotaan adalah burung. Beberapa jenis burung sangat membutuhkan tanaman sebagai tempat mencari makan maupun sebagai tempat bersarang dan bertelur.

Kedua, fungsi ekonomi. Dari sudut ekonomi, tanaman secara langsung dapat digunakan sebagai bahan penghasil pangan terutama sebagai sumber buah-buahan dan sayuran. Selain itu, tanaman di kota berfungsi untuk memberi keindahan terutama golongan tanaman hias. Selain itu, tanaman hias dapat memberikan lapangan usaha kepada masyarakat. Harga satu jenis tanaman hias yang sedang tren dan banyak diminati oleh masyarakat harganya dapat mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah seperti tanaman bonsai dan tanaman anggrek.

Ketiga, fungsi kesehatan dan lingkungan. Seperti telah diuraikan di atas bahwa tanaman itu dapat berperan di dalam menyerap gas beracun. Selain mempunyai peran dalam menyerap gas beracun, ternyata tanaman juga menghasilkan gas oksigen pada waktu fotosintesis. Dan kita tahu, keberadaan gas oksigen ini sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Dan bahkan ada beberapa jenis tanaman yang dapat langsung dipakai untuk bahan obat seperti ketepeng (Cassia fistulosa), kumis kucing (Orthosiphon stamineus), jarak pagar (Jatropa curcas), dan jombang (Sonchus arvensis). Pokoknya, selain untuk bahan obat keberadaan tanaman itu dapat menciptakan lingkungan yang segar, bersih, nyaman, dan menciptakan panorama alam yang indah.

Keempat, fungsi psikologi. Secara psikologis, keberadaan tanaman ini mempunyai peran untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan mental (stress) yang banyak diderita oleh penduduk kota. Kanopi tanaman yang bentuknya bulat, kerucut, pagoda, atau serupa jantung, bulat telur, bentuk ginjal adalah bentuk-bentuk yang menarik. Termasuk dengan bermacam warna bunga merah, kuning, ungu, biru dan warna daun yang hijau akan memengaruhi kejiwaan. Pokoknya, keberadaan tanaman itu dapat menciptakan lingkungan yang nyaman, segar, harum, menyenangkan dan sebagainya.

Kelima, fungsi pendidikan dan pengajaran. Keberadaan tanaman sebenarnya dapat juga kita jadikan sebagai objek pendidikan, pengajaran dan penelitian. Tanaman berguna untuk pendidikan dalam bidang Farmasi, Pertanian, Biologi, Peternakan, Kedokteran dan lainnya.

Catatan Penutup

Untuk mengurangi tingkat emisi gas buang kendaraan di Kota Bandung ini, saya kira selain usaha pengendalian masalah emisi gas buang, tidak kalah pentingnya adalah menggerakan penghijauan. Sebab, upaya apa pun yang dilakukan untuk mengurangi tingkat emisi gas buang kendaraan tanpa diimbangi dengan penghijauan, maka manfaatnya tidak maksimal. Jadi, usaha untuk menurunkan emisi gas buang akan terasa manfaatnya bila gerakan penghijauan di Kota Bandung dapat berjalan beriringan.

Akhirnya, dengan usaha pengelolaan lingkungan perkotaan berupa menetapkan kebijakan (perda) berupa aturan tentang emisi gas buang kendaraan bermotor, mengatur moda transportasi di Kota Bandung, dan menggalakkan penanaman pohon (baca: program penghijauan jalan) di dalam kota, maka masalah pencemaran emisi gas buang kendaraan bermotor di Kota Bandung dapat kita tekan seminim mungkin.***


Arda Dinata
Penulis adalah dosen Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Kutamaya.
Mewujudkan Budaya Ramah Lingkungan Dalam Berkendaraan
Lihat Detail

Mewujudkan Budaya Ramah Lingkungan Dalam Berkendaraan

SETIAP tanggal 5 Juni kita memperingati hari lingkungan hidup dan saat itulah para aktivis lingkungan mencoba memberi pencerahan kesadaran terhadap manusia yang mendiami bumi ini. Salah satu kesadaran yang perlu dipahami berkait permasalahan lingkungan saat ini adalah permasalahan pencemaran udara dari kendaraan bermotor yang kondisinya makin memprihatinkan.
==========={====

Yuk.., update informasi seputar dunia sanitasi dan kesehatan lingkungan di website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com

Perlunya Membangun TPSA yang Sanitair:
Suatu program pengelolaan sampah belum bisa dikatakan berhasil keseluruhannya dengan baik, tanpa menyelesaikan hingga tahap disposalnya (pembungan akhir) dengan baik.
https://insanitarian.com/2019/08/04/perlunya-membangun-tpsa-yang-sanitair/

Menjaga Perut:
Barangsiapa makan secara berlebihan akan menyebabkan banyak tidurnya. Dan barangsiapa banyak tidur, maka banyak pula kebaikan dan kebajikan yang terlewatkan olehnya.
https://insanitarian.com/2019/08/17/menjaga-perut/

Ekologi Manusia:
Pesan saya jangan lupakan keberadaan ilmu ekologi manusia ini.
https://insanitarian.com/2019/08/25/ekologi-manusia/

Agroperhutanan Menjanjikan Kerimbunan Vegetasi:
Kalau kita berpikir bijaksana, keberadaan sistem agroperhutanan tradisional itu dapat beradaptasi terhadap perubahan biofisik dan sosial-ekonomi masyarakat.
https://insanitarian.com/2022/01/01/agroperhutanan-menjanjikan-kerimbunan-vegetasi/

Aspek Teknis Dalam Penyehatan Rumah:
Untuk menggapai kondisi rumah yang memenuhi kebutuhan, tentu kita harus memperhatikan aspek-aspek teknis yang berhubungan langsung dengan usaha penyehatan rumah berikut ini.
https://insanitarian.com/2022/01/02/aspek-teknis-dalam-penyehatan-rumah/

Bagaimana Mendaur Ulang Sampah?
Sebagian besar sampah modern memang tidak bisa membusuk namun tetap utuh sampai bertahun-tahun lamanya. Sehingga dengan mendaur ulang berarti kita bisa mengurangi sampah yang dibuang.
https://insanitarian.com/2022/01/03/bagaimana-mendaur-ulang-sampah/

Minimisasi Limbah Bikin Rumah Sakit Cerah:
Para pengelola RS sudah selayaknya menerapkan program minimisasi limbah untuk mengamankan RS dari terjadinya pencemaran dan penularan aneka kuman penyakit dari limbah yang dihasilkannya.
https://insanitarian.com/2022/01/20/minimisasi-limbah-bikin-rumah-sakit-cerah/

Manusia dan Lingkungan, Kunci Atasi Masalah Kesehatan Lingkungan:
Manusia dan lingkungan. Inilah dua kata yang saling berhubungan. Dari aktivitas keduanya, permasalahan kesehatan lingkungan muncul silih berganti dalam hidup masyarakat Indonesia. Begitu pun sebaliknya, kalau kita analisis dari aktivitas manusia dan lingkungan itu merupakan dua hal yang sangat menentukan dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
https://insanitarian.com/2022/01/21/manusia-dan-lingkungan-kunci-atasi-masalah-kesehatan-lingkungan/

Vaksin, Komunikasi, dan Risiko Kesehatan:
Perlu pengembangan sistem pemantauan komunikasi untuk mendeteksi kebutuhan informasi/berita maupun informasi tentang rumor atau hoaks; merencanakan manajemen rumor, termasuk media sosial; serta mengembangkan kapasitas dan sumber daya untuk melawan hoaks.
https://insanitarian.com/2022/01/22/vaksin-komunikasi-dan-risiko-kesehatan/

Elemen Fungsional Sistem Pengelolaan Sampah:
Pada awal kehidupan manusia, sampah belum menjadi masalah, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin hari keberadaan sampah menjadi masalah yang perlu ditangani secara serius.
https://insanitarian.com/2022/01/23/elemen-fungsional-sistem-pengelolaan-sampah/

Manajemen Pengendalian Pencemaran Udara Ruangan:
Tercetusnya kondisi pencemaran udara di ruangan seperti di atas, jelas-jelas akan berpengaruh bagi kesehatan manusia yang ada di ruangan tersebut. Pengaruh tersebut terutama berupa penularan penyakit bersifat airborne diseases (penyakit yang ditularkan melalui udara). Pencemaran udara ini akan berpengaruh terhadap angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) dari berbagai jenis penyakit.
https://insanitarian.com/2022/01/24/manajemen-pengendalian-pencemaran-udara-ruangan/

Untuk Update artikel terbaru langsung kunjungi website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com
Salam
Arda Dinata

===============

Kita semua sadar betul bahwa selama hidup tentu membutuhkan udara untuk bernapas. Udara di dalamnya terkandung sejumlah oksigen. Ia merupakan komponen esensial bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Udara merupakan campuran dari gas yang terdiri dari 78 % nitrogen, 20 % oksigen, 0,93 % argon, 0,03 % karbon dioksida dan sisanya terdiri dari neon, helium, metan dan hidrogen. Komposisi seperti itu dibilang sebagai udara normal dan dapat mendukung kehidupan manusia.

Namun akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, kondisi udara sering kali menurun kualitasnya. Perubahan ini dapat berupa sifat-sifat fisis maupun kimiawi. Perubahan kimiawi dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara. Kondisi seperti itu orang lazim menyebutnya dengan pencemaran (polusi) udara.

Kondisi pencemaran udara di beberapa kota Indonesia sudah mencapai taraf yang cukup membahayakan. Itulah sebabnya Jakarta menempati peringkat ketiga dalam hal polusi udara terkotor sedunia, setelah Mexico City dan Bangkok. Hal ini dapat terlihat dengan meningkatnya indeks terganggunya kenyamanan dan kesehatan masyarakat di ibu kota. Dan menurut Isna Marifat M.Sc, Ketua Penyelenggara Segar Jakartaku, 70 persen pencemaran udara Jakarta disebabkan oleh kendaraan bermotor. Adapun jumlah kendaraan di Jakarta berdasarkan data tahun 2002 telah mencapai hampir 3,5 juta unit kendaraan sehingga beban pencemaran udara yang ditimbulkan cukup signifikan. Pencemaran udara yang paling tinggi terdapat di ruas-ruas jalan yang paling padat lalu lintasnya dan rawan kemacetan.

Kualitas Udara

Kita menyadari kalau hasil pembakaran bahan kendaraan bermotor itu, selain menghasilkan energi untuk menggerakkan mesin juga menghasilkan beberapa bahan beracun dan berbahaya ke udara. Antara lain, berupa nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO), timbal oksida (PbO), sulfur dioksida (SO2), dan hydrokarbon.

Berkaitan dengan itu, beberapa tahun ke belakang sebelum arus kendaraan sepadat saat ini, di Kota Bandung telah dilakukan pengukuran terhadap kualitas udaranya. Seperti diteliti oleh Dr. Nani Djuangsih (1998) di sekitar 80 lokasi di Kota Bandung telah dilakukan pengukuran kandungan NO2 secara pasif (1989-1996) dan pengukuran secara aktif meliputi parameter NO2, CO, SO2, debu dan tingkat kebisingan yang dilakukan di lokasi-lokasi tertentu yang mewakili daerah padat transportasi seperti Jl. Soekarno-Hatta, Sindangpalay, Mohammad Toha, Kopo, Pasir Koja, Cibadak, Panghegar, Cicaheum, Kebon Kelapa, Arjuna dan IPTN.

Hasil pengukuran NO2 secara pasif yang dilakukan pada 1989-1996, didapat adanya kecenderungan pergeseran peningkatan konsentrasi NO2 dan jumlah lokasi tercemar NO2, misalnya pada tahun 1996 terdapat tiga lokasi yang kandungan NO2 di udaranya telah melampaui batu mutu, yakni 92,5 mg/m3 ---mikrogram/meterkubik---, pada tahun sebelumnya tidak terjadi. Keadaan ini ada korelasinya dengan peningkatan jumlah kendaraan yang merupakan penyumbang terbesar dalam pencemaran NO2 di udara.

Hasil pengukuran dengan metoda aktif untuk kandungan NO2 di Soekarno-Hatta pada tahun 1995 (96,6 mg/m3), Terminal Cicaheum dan Kebon Kelapa pada tahun 1995-1996 masing-masing berkisar 98,2-103 mg/m3 dan 93,5-95,8 mg/m3. Keadaan tersebut menurut Keputusan Menteri KLH No. 02/Men-KLH/I/1998 sudah melampaui baku mutu yang diperkenankan (92,5 mg/m3).

Sementara itu, kandungan SO2 di tiap-tiap tempat pengamatan berkisar dari tidak terdeksi sampai 16,71 mg/m3. Dengan demikian, keadaan ini masih jauh dari baku mutunya (620 mg/m3). Kandungan CO berkisar antara 155-980 mg/m3. Dari hasil pemantauan didapat bahwa kandungan CO di Terminal Cicaheum dan Kebon Kelapa, IPTN, Soekarno Hatta harus diwaspadai karena konsentrasinya hampir mendekati baku mutunya.

Kondisi saat ini tentu sudah jauh berbeda dan penulis berkeyakinan kondisinya sudah meningkat, pasalnya di beberapa daerah tersebut kemacetan kendaraan kerap kali terjadi dan terbilang merupakan jalur padat kendaraan di kota Bandung.

Adapun persentase HbCO pada darah masyarakat Kota Bandung berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus dari Landis dan Yu (1995) adalah berkisar 1,33-17,5 persen. Artinya pada konsentrasi HbCO 1,33 persen belum menunjukkan adanya gejala gangguan kesehatan. Pada konsentrasi 17,5 persen dapat menimbulkan gangguan persepsi penglihatan, keterampilan, belajar, dan gangguan intelektual yang khusus. Sedangkan konsentrasi HbCO 20-30 persen dapat menimbulkan kelemahan pada kaki, dan kadang-kadang mual serta muntah.

Dampak Kesehatan

Menurut David Kuper, Kepala Perwakilan Swisscontact dan Direktur Clean Air Project Jakarta, pencemaran udara berdampak negatif terhadap kesehatan, khususnya penyakit kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, gangguan kejiwaan, kanker dan penurunan IQ pada anak-anak. “Biaya kesehatan akibat pencemaran udara mengalami peningkatan sekira 250 juta dolar AS per tahun,” katanya.

Lebih jauh, kondisi udara yang tercemar bisa membuat kesehatan kita memburuk dan terancam. Misalnya, adanya logam timbal yang keluar dari gas buangan kendaraan bermotor dapat masuk ke tubuh manusia melalui pernapasan dan kontak langsung. Keberadaan unsur timbal ini di dalam tubuh manusia menjadi racun penyerang syaraf yang dapat merusak pertumbuhan anak dan bisa menurunkan kepintaran (IQ) anak-anak.

Sementara itu, Posman Sibuea, Magister Sains Bidang Teknologi Pangan dari UGM Yogyakarta, mengungkapkan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kontaminasi timbal pada lingkungan adalah pemakaian bensin bertimbal yang masih tinggi di Indonesia. Untuk mempermudah bensin premium terbakar, titik bakarnya harus diturunkan melalui peningkatan bilangan oktan dengan penambahan timbal dalam bentuk tetrail lead (TEL). Namun dalam proses pembakaran, timbal dilepas kembali bersama-sama sisa pembakaran lainnya ke udara dan siap masuk ke sistem pernafasan manusia.

Lebih lanjut diungkapkan Posman, di dalam tubuh manusia, timbal memulai turnya melalui saluran pernapasan atau saluran pencernaan menuju sistem peredaran darah. Melalui sistem peredaran darah menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, syaraf, dan tulang. Keracunan timbal ini pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit), dan paralysis (kelumpuhan).

Bila dalam darah anak-anak ditemukan kadar timbal tiga kali batas normal (asupan normal sekitar 0,3 miligram per hari) menyebabkan penurunan IQ di bawah 80. Kelainan fungsi otak terjadi karena timbal secara kompetitif menggantikan peranan mineral-mineral utama seperti seng, tembaga, dan besi dalam mengatur fungsi sistem syaraf pusat. Yang pada gilirannya akan mengurangi peluang anak untuk berprestasi di sekolah.

Budaya Ramah Lingkungan

Terjadinya pencemaran udara, tentu harus segera ditanggulangi dengan melakukan pencegahan sedini mungkin agar tidak terjadi kesakitan pada manusia. Dalam melakukan pencegahan secara tepat bergantung pada sifat dan sumber polutan udara. Pada dasarnya caranya dibedakan menjadi mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan polutan.

Menurut dr.drh. Mangku Sitepoe (1997), ada lima dasar dalam mencegah atau memperbaiki pencemaran udara berbentuk gas. Pertama, absorbsi. Melakukan solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Biasanya absorbennya air, tetapi kadang-kadang dapat juga tidak menggunakan air (dry absorben).

Kedua, adsorbsi. Mempergunakan kekuatan tarik-menarik antara molekul polutan dan zat adsorben. Dalam proses adsorbsi dipergunakan bahan padat yang dapat menyerap polutan. Berbagai tipe adsorben antara lain karbon aktif dan silikat.

Ketiga, kondensasi. Dengan kondensasi dimaksudkan agar polutan gas diarahkan mencapai titik kondensasi, terutama dikerjakan pada polutan gas yang bertitik kondensasi tinggi dan penguapan yang rendah (hidrokarbon dan gas organik lain).

Keempat, pembakaran. Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan. Hasil pembakaran berupa karbon dioksida dan air. Adapun proses pemisahannya secara fisik dikerjakan bersama-sama dengan proses pembakaran secara kimia.

Kelima, reaksi kimia. Banyak dipergunakan pada emisi golongan nitrogen dan belerang. Membersihkan gas golongan nitrogen, caranya dengan diinjeksikan amoniak yang akan bereaksi kimia dengan NOx dan membentuk bahan padat yang mengendap. Untuk menjernihkan golongan belerang dipergunakan copper oksid atau kapur dicampur arang.

Sementara itu, pencegahan pencemaran udara berbentuk partikel dapat dilakukan melalui enam konsep. Pertama, “membersihkan” (scrubbing). Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan. Alat scrubbing ada berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous, dan spray.

Kedua, menggunakan filter. Dimaksudkan untuk menangkap polutan partikel pada permukaan filter. Filter yang dipergunakan berukuran sekecil mungkin. Filter bersifat semipermeable yang dapat dibersihkan, kadang-kadang dikombinasikan dengan pembersihan gas dan filter polutan partikel.

Ketiga, mempergunakan presipitasi elektrostatik. Cara ini berbeda dengan cara mekanis lainnya sebab langsung ke butir-butir partikel. Polutan dialirkan di antara pelat yang diberi aliran listrik sehingga presipitator yang akan mempresipitasikan polutan partikel dan ditampung di dalam kolektor. Pada bagian lain akan keluar udara yang telah dibersihkan.

Keempat, mempergunakan kolektor mekanis. Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi keduanya untuk mengendapkan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan gaya sentripetal yang memakai siklon.

Kelima, program langit biru. Yaitu program untuk mengurangi pencemaran udara, baik pencemaran udara yang bergerak maupun stasioner. Dalam hal ini, ada tiga tindakan yang dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi (baca: kendaraan bermotor), yaitu:

(1) mengganti bahan bakar kendaraan. Bahan bakar disel dan premium pembakarannya kurang sempurna sehingga terjadi polutan yang berbahaya. Dalam program lagit biru, hal ini dikaitkan dengan penggantian bahan bakar ke arah bahan bakar gas yang memberikan hasil pembakaran lebih baik.

(2) mengubah mesin kendaraan. Mesin dengan bahan bakar disel diganti dengan mesin bahan bakar gas.

(3) memasang alat-alat pembersihan polutan pada kendaraan bermotor.

Keenam, menggalakan penanaman pohon. Mempertahankan paru-paru kota dengan memperluas pertamanan dan penanaman berbagai jenis pohon sebagai penangkal pencemaran. Sebab, tumbuhan akan menyerap hasil pencemaran udara (CO2) dan melepaskan oksigen sehingga mengisap polutan dan mengurangi polutan dengan kehadiran oksigen.

Adapun upaya yang lain untuk menekan terjadinya polusi udara kota-kota besar di Indonesia, maka ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan sebagai berikut: 

Pertama, kita harus berani membenahi sistem transportasi yang telah ada dan ternyata banyak merugikan kesehatan masyarakat. Sistem transportasi perkotaan ditentukan sebagai berikut: untuk kota raya dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta, bentuk transportasi trayek utama berupa kereta api dan bus besar. Kota besar dengan jumlah penduduk antara 500 ribu, 1 juta menggunakan bus besar. Sementara itu, untuk kota sedang berpenduduk sekira 100 ribu, 500 ribu, angkutan yang diperkenankan bus besar atau sedang. Untuk kota kecil berpenduduk kurang dari 100 ribu, angkutannya berupa bus sedang. Sistem ini hendaknya diterapkan secara nyata di lapangan dengan dukungan oleh adanya political will pemerintah daerah.

Kedua, melakukan pemeriksaan terhadap kadar buangan kendaraan secara ketat dan periodik serta melakukan penyebarluasan informasi tentang bahaya dan cara menghindari terjadinya polusi udara (terutama gas buangan kendaraan).

Ketiga, bagi mereka yang berada (baca: bertempat tinggal) pada daerah rawan terpapar polusi udara, sesegera mungkin melakukan pemeriksaan secara rutin dan pengobatan secara tepat. Atau bentuk pencegahan yang lain adalah membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan mengandung serat tinggi. Serat makanan dapat menetralkan zat pencemar udara dan mengurangi penyerapan logam berat melalui sistem pencernaan kita. Dan keempat, yang paling penting pemerintah hendaknya komitmen terhadap mengganti bensin bertimbal dengan bensin tanpa timbal.

Dengan usaha di atas, semoga semua komponen masyarakat menjadi sadar akan bahaya pencemaran udara dari kendaraan bermotor dan akhirnya kita berharap semoga budaya ramah lingkungan dalam berkendaraan segera tumbuh sehingga kedepannya akan muncul kesadaran baru untuk memelihara lingkungan dari pencemaran kendaraan bermotor di kota-kota Indonesia. Inilah salah satu harapan yang harus diwujudkan atas kesadaran bersama demi kesehatan kita dan anak cucu kelak. Amin. ***


Arda Dinata
Penulis adalah dosen di Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Kutamaya.
Pencemaran Udara Ancaman Bagi Kesehatan Masyarakat
Lihat Detail

Pencemaran Udara Ancaman Bagi Kesehatan Masyarakat

SELAMA hidup, tentu kita membutuhkan udara untuk bernapas. Di dalam udara terkandung sejumlah oksigen. Ia merupakan komponen esensial bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Udara merupakan campuran dari gas yang terdiri dari 78 persen nitrogen, 20 persen oksigen, 0,93 persen argon, 0,03 persen karbondioksida dan sisanya terdiri dari neon, helium, metan dan hidrogen. Komposisi seperti itu dibilang sebagai udara normal dan dapat mendukung kehidupan manusia.
===============

Yuk.., update informasi seputar dunia sanitasi dan kesehatan lingkungan di website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com

Perlunya Membangun TPSA yang Sanitair:
Suatu program pengelolaan sampah belum bisa dikatakan berhasil keseluruhannya dengan baik, tanpa menyelesaikan hingga tahap disposalnya (pembungan akhir) dengan baik.
https://insanitarian.com/2019/08/04/perlunya-membangun-tpsa-yang-sanitair/

Menjaga Perut:
Barangsiapa makan secara berlebihan akan menyebabkan banyak tidurnya. Dan barangsiapa banyak tidur, maka banyak pula kebaikan dan kebajikan yang terlewatkan olehnya.
https://insanitarian.com/2019/08/17/menjaga-perut/

Ekologi Manusia:
Pesan saya jangan lupakan keberadaan ilmu ekologi manusia ini.
https://insanitarian.com/2019/08/25/ekologi-manusia/

Agroperhutanan Menjanjikan Kerimbunan Vegetasi:
Kalau kita berpikir bijaksana, keberadaan sistem agroperhutanan tradisional itu dapat beradaptasi terhadap perubahan biofisik dan sosial-ekonomi masyarakat.
https://insanitarian.com/2022/01/01/agroperhutanan-menjanjikan-kerimbunan-vegetasi/

Aspek Teknis Dalam Penyehatan Rumah:
Untuk menggapai kondisi rumah yang memenuhi kebutuhan, tentu kita harus memperhatikan aspek-aspek teknis yang berhubungan langsung dengan usaha penyehatan rumah berikut ini.
https://insanitarian.com/2022/01/02/aspek-teknis-dalam-penyehatan-rumah/

Bagaimana Mendaur Ulang Sampah?
Sebagian besar sampah modern memang tidak bisa membusuk namun tetap utuh sampai bertahun-tahun lamanya. Sehingga dengan mendaur ulang berarti kita bisa mengurangi sampah yang dibuang.
https://insanitarian.com/2022/01/03/bagaimana-mendaur-ulang-sampah/

Minimisasi Limbah Bikin Rumah Sakit Cerah:
Para pengelola RS sudah selayaknya menerapkan program minimisasi limbah untuk mengamankan RS dari terjadinya pencemaran dan penularan aneka kuman penyakit dari limbah yang dihasilkannya.
https://insanitarian.com/2022/01/20/minimisasi-limbah-bikin-rumah-sakit-cerah/

Manusia dan Lingkungan, Kunci Atasi Masalah Kesehatan Lingkungan:
Manusia dan lingkungan. Inilah dua kata yang saling berhubungan. Dari aktivitas keduanya, permasalahan kesehatan lingkungan muncul silih berganti dalam hidup masyarakat Indonesia. Begitu pun sebaliknya, kalau kita analisis dari aktivitas manusia dan lingkungan itu merupakan dua hal yang sangat menentukan dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
https://insanitarian.com/2022/01/21/manusia-dan-lingkungan-kunci-atasi-masalah-kesehatan-lingkungan/

Vaksin, Komunikasi, dan Risiko Kesehatan:
Perlu pengembangan sistem pemantauan komunikasi untuk mendeteksi kebutuhan informasi/berita maupun informasi tentang rumor atau hoaks; merencanakan manajemen rumor, termasuk media sosial; serta mengembangkan kapasitas dan sumber daya untuk melawan hoaks.
https://insanitarian.com/2022/01/22/vaksin-komunikasi-dan-risiko-kesehatan/

Elemen Fungsional Sistem Pengelolaan Sampah:
Pada awal kehidupan manusia, sampah belum menjadi masalah, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin hari keberadaan sampah menjadi masalah yang perlu ditangani secara serius.
https://insanitarian.com/2022/01/23/elemen-fungsional-sistem-pengelolaan-sampah/

Manajemen Pengendalian Pencemaran Udara Ruangan:
Tercetusnya kondisi pencemaran udara di ruangan seperti di atas, jelas-jelas akan berpengaruh bagi kesehatan manusia yang ada di ruangan tersebut. Pengaruh tersebut terutama berupa penularan penyakit bersifat airborne diseases (penyakit yang ditularkan melalui udara). Pencemaran udara ini akan berpengaruh terhadap angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) dari berbagai jenis penyakit.
https://insanitarian.com/2022/01/24/manajemen-pengendalian-pencemaran-udara-ruangan/

Untuk Update artikel terbaru langsung kunjungi website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com
Salam
Arda Dinata

=============

Namun akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, udara sering kali menurun kualitasnya. Perubahan ini dapat berupa sifat-sifat fisis maupun kimiawi. Perubahan kimiawi dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara. Kondisi seperti itu orang lazim menyebutnya dengan pencemaran (polusi) udara.

Kondisi pencemaran udara di beberapa kota Indonesia sudah mencapai taraf yang cukup membahayakan. Itulah sebabnya, Jakarta menempati peringkat ketiga dalam hal polusi udara terkotor sedunia, setelah Mexico City dan Bangkok. Hal ini dapat terlihat dengan meningkatnya indeks terganggunya kenyamanan dan kesehatan masyarakat di Ibukota. Dan menurut Isna Marifat MSc, Ketua Penyelenggara Segar Jakartaku, "70 persen pencemaran udara Jakarta disebabkan oleh kendaraan bermotor."

Adapun jumlah kendaraan di Jakarta berdasarkan data tahun 2002 telah mencapai hampir 3,5 juta unit kendaraan, sehingga beban pencemaran udara yang ditimbulkan cukup signifikan. Dan pencemaran udara yang paling tinggi terdapat di ruas-ruas jalan yang paling padat lalu lintasnya dan rawan kemacetan.

Jenis Pencemaran Udara

Realitas terjadinya pencemaran udara itu disebabkan berbedanya komposisi udara aktual dengan kondisi udara normal. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan dalam golongan Belerang (Sulfur Dioksida, Hidrogen Sulfida, Sulfat Aerosol); golongan Nitrogen (Nitrogen Oksida, Nitrogen Monoksida, Amoniak, dan Nitrogen Dioksida); golongan Karbon (Karbon Dioksida, Karbon Monoksida, Hidrokarbon); dan golongan gas yang berbahaya (Benzene, Vinyl Klorida, air raksa uap).

Jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga. Pertama, mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan Timah. Kedua, bahan organik terdiri dari ikatan Hidrokarbon, Klorinasi Alkan, Benzene. Ketiga, makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.

Sementara itu, jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu pencemaran udara bebas dan pencemaran udara ruangan. Kategori pencemaran udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung berapi, pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan bermotor, dan lain-lain.

Menurut David Kuper, Kepala Perwakilan Swisscontact dan Direktur Clean Air Project Jakarta, pencemaran udara berdampak negatif terhadap kesehatan, khususnya penyakit kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, gangguan kejiwaan, kanker dan penurunan IQ pada anak-anak. "Biaya kesehatan akibat pencemaran udara mengalami peningkatan sekitar 250 juta dolar AS per tahun," katanya.

Lebih jauh, kondisi udara yang tercemar bisa membuat kesehatan kita memburuk dan terancam. Misalnya, adanya logam timbal yang keluar dari gas buangan kendaraan bermotor dapat masuk ke tubuh manusia melalui pernapasan dan kontak langsung. Keberadaan unsur timbal ini di dalam tubuh manusia menjadi racun penyerang saraf yang dapat merusak pertumbuhan anak dan bisa menurunkan kepintaran (IQ) anak-anak. Dan berdasarkan data penelitian mutakhir menyebutkan bahwa udara kotor tidak cuma buruk bagi paru-paru, tapi juga berdampak jelek buat jantung. Serangan jantung ini mungkin akan menjadi ancaman sangat serius karena disebabkan kotornya udara.

Sementara itu, Posman Sibuea, Magister Sains Bidang Teknologi Pangan dari UGM Yogyakarta, mengungkapkan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kontaminasi timbel pada lingkungan adalah pemakaian bensin bertimbel yang masih tinggi di Indonesia. Untuk mempermudah bensin premium terbakar, titik bakarnya harus diturunkan melalui peningkatan bilangan oktan dengan penambahan timbel dalam bentuk Tetra Ethyl Lead (TEL). Namun dalam proses pembakaran, timbel dilepas kembali bersama-sama sisa pembakaran lainnya ke udara dan siap masuk ke sistem pernapasan manusia.

Lebih lanjut diungkapkan Posman, di dalam tubuh manusia, timbel memulai turnya melalui saluran pernapasan atau saluran pencernaan menuju sistem peredaran darah. Melalui sistem peredaran darah menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, saraf, dan tulang. Keracunan timbel ini pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit), dan paralysis (kelumpuhan).

Adapun keracunan timbal pada anak-anak dapat mengurangi kecerdasannya. Bila dalam darah mereka ditemukan kadar timbal tiga kali batas normal (asupan normal sekitar 0,3 miligram per hari) menyebabkan penurunan IQ di bawah 80. Kelainan fungsi otak terjadi karena timbel secara kompetitif menggantikan peranan mineral-mineral utama seperti seng, tembaga, dan besi dalam mengatur fungsi sistem saraf pusat yang pada gilirannya akan mengurangi peluang anak untuk berprestasi di sekolah.

Dalam bahasa lain, pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan dibedakan menjadi empat jenis (Indah Kastiyowati, ST; 2003). Pertama, iritansi. Biasanya polutan ini bersifat korosif. Merangsang proses peradangan hanya pada saluran pernapasan bagian atas (mulai hidung hingga tenggorokan). Misalnya Sulfur Dioksida, Sulfur Trioksida, Amoniak, debu. Iritasi terjadi pada saluran pernapasan bagian atas dan juga mengenai paru-paru.

Kedua, asfiksia, yakni disebabkan oleh berkurangnya kemampuan tubuh dalam menangkap oksigen atau berkurangnya kadar oksigen. Keracunan gas karbonmonoksida mengakibatkan CO akan mengikat hemoglobin sehingga kemampuan hemoglobin mengikat oksigen berkurang maka terjadilah asfiksia. Yang termasuk golongan ini ialah gas Nitrogen, Oksida, Metan, gas Hidrogen dan Helium.

Ketiga, anestesia. Bersifat menekan susunan saraf pusat sehingga kehilangan kesadaran, misalnya Aeter, Aetiline, Propane, dan alkohol alifatis. Dan keempat, toksis. Titik tangkap terjadinya berbagai jenis, yaitu menimbulkan gangguan pada sistem pembuatan darah (misalnya Benzene, Fenol, Toluen, dan Xylene) dan keracunan terhadap susunan saraf (misalnya Karbon Dioksida, Metil alkohol). Dari sini, masyarakat hendaknya sadar betul mengenai ancaman kesehatan bersumber dari masalah pencemaran udara (terutama) dari asap kendaraan bermotor, dampaknya terhadap kesehatan, dan bagaimana upaya untuk menanggulanginya.***


Arda Dinata
Penulis adalah dosen di Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Kutamaya.
Sehatkah Udara yang Kita Hirup?
Lihat Detail

Sehatkah Udara yang Kita Hirup?


“Udara merupakan zat paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi ini. Selain memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda-benda yang panas, dan dapat menjadi media penyebaran penyakit pada manusia .” [Dr. Budiman Chandra]
===============

Yuk.., update informasi seputar dunia sanitasi dan kesehatan lingkungan di website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com

Perlunya Membangun TPSA yang Sanitair:
Suatu program pengelolaan sampah belum bisa dikatakan berhasil keseluruhannya dengan baik, tanpa menyelesaikan hingga tahap disposalnya (pembungan akhir) dengan baik.
https://insanitarian.com/2019/08/04/perlunya-membangun-tpsa-yang-sanitair/

Menjaga Perut:
Barangsiapa makan secara berlebihan akan menyebabkan banyak tidurnya. Dan barangsiapa banyak tidur, maka banyak pula kebaikan dan kebajikan yang terlewatkan olehnya.
https://insanitarian.com/2019/08/17/menjaga-perut/

Ekologi Manusia:
Pesan saya jangan lupakan keberadaan ilmu ekologi manusia ini.
https://insanitarian.com/2019/08/25/ekologi-manusia/

Agroperhutanan Menjanjikan Kerimbunan Vegetasi:
Kalau kita berpikir bijaksana, keberadaan sistem agroperhutanan tradisional itu dapat beradaptasi terhadap perubahan biofisik dan sosial-ekonomi masyarakat.
https://insanitarian.com/2022/01/01/agroperhutanan-menjanjikan-kerimbunan-vegetasi/

Aspek Teknis Dalam Penyehatan Rumah:
Untuk menggapai kondisi rumah yang memenuhi kebutuhan, tentu kita harus memperhatikan aspek-aspek teknis yang berhubungan langsung dengan usaha penyehatan rumah berikut ini.
https://insanitarian.com/2022/01/02/aspek-teknis-dalam-penyehatan-rumah/

Bagaimana Mendaur Ulang Sampah?
Sebagian besar sampah modern memang tidak bisa membusuk namun tetap utuh sampai bertahun-tahun lamanya. Sehingga dengan mendaur ulang berarti kita bisa mengurangi sampah yang dibuang.
https://insanitarian.com/2022/01/03/bagaimana-mendaur-ulang-sampah/

Minimisasi Limbah Bikin Rumah Sakit Cerah:
Para pengelola RS sudah selayaknya menerapkan program minimisasi limbah untuk mengamankan RS dari terjadinya pencemaran dan penularan aneka kuman penyakit dari limbah yang dihasilkannya.
https://insanitarian.com/2022/01/20/minimisasi-limbah-bikin-rumah-sakit-cerah/

Manusia dan Lingkungan, Kunci Atasi Masalah Kesehatan Lingkungan:
Manusia dan lingkungan. Inilah dua kata yang saling berhubungan. Dari aktivitas keduanya, permasalahan kesehatan lingkungan muncul silih berganti dalam hidup masyarakat Indonesia. Begitu pun sebaliknya, kalau kita analisis dari aktivitas manusia dan lingkungan itu merupakan dua hal yang sangat menentukan dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
https://insanitarian.com/2022/01/21/manusia-dan-lingkungan-kunci-atasi-masalah-kesehatan-lingkungan/

Vaksin, Komunikasi, dan Risiko Kesehatan:
Perlu pengembangan sistem pemantauan komunikasi untuk mendeteksi kebutuhan informasi/berita maupun informasi tentang rumor atau hoaks; merencanakan manajemen rumor, termasuk media sosial; serta mengembangkan kapasitas dan sumber daya untuk melawan hoaks.
https://insanitarian.com/2022/01/22/vaksin-komunikasi-dan-risiko-kesehatan/

Elemen Fungsional Sistem Pengelolaan Sampah:
Pada awal kehidupan manusia, sampah belum menjadi masalah, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin hari keberadaan sampah menjadi masalah yang perlu ditangani secara serius.
https://insanitarian.com/2022/01/23/elemen-fungsional-sistem-pengelolaan-sampah/

Manajemen Pengendalian Pencemaran Udara Ruangan:
Tercetusnya kondisi pencemaran udara di ruangan seperti di atas, jelas-jelas akan berpengaruh bagi kesehatan manusia yang ada di ruangan tersebut. Pengaruh tersebut terutama berupa penularan penyakit bersifat airborne diseases (penyakit yang ditularkan melalui udara). Pencemaran udara ini akan berpengaruh terhadap angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) dari berbagai jenis penyakit.
https://insanitarian.com/2022/01/24/manajemen-pengendalian-pencemaran-udara-ruangan/

Untuk Update artikel terbaru langsung kunjungi website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com
Salam
Arda Dinata


Kalau kita perhatikan dari bagian terakhir pernyataan Dr. Budiman Chandra di atas, tentu akan menjadi keharusan bagi tiap manusia untuk memperhatikan kondisi udara yang sehari-hari biasa kita hirup. Sebab, jangan-jangan banyaknya kasus penyakit saluran pernapasan (umumnya) yang terjadi di masyarakat itu akibat oleh buruknya kondisi udara yang ada di tempat tinggalnya.

Untuk itu, patut kita selalu bertanya: “Sehatkah udara yang kita hirup?” Apalagi, kalau kita teliti lebih jauh lagi, ternyata udara itu merupakan campuran mekanis dari bermacam-macam gas. Dalam beberapa sumber disebutkan komposisi normal udara itu terdiri dari gas Nitrogen (78,1%), Oksigen (20,93%), dan Karbon Dioksida (0,03%). Sementara itu selebihnya berupa gas Argon, Neon, Kripton, Xenon, dan Helium. Tidak hanya itu, ternyata di udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora, dan sisa tumbuh-tumbuhan.

Kenapa saya ungkapkan kandungan dari komposisi udara itu, tidak lain agar kita sadar bahwa kondisi itu (udara normal) sangat memungkinkan untuk dikotori oleh benda, mahluk hidup lain yang dapat membahayakan kondisi kesehatan dan hidup manusia. Inilah yang belakangan kita sebut dengan terjadinya pencemaran udara atau polusi udara.

Polusi atau pencemaran udara diartikan sebagai kondisi dimasukkannya komponen lain ke dalam udara, baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung maupun akibat proses alam, sehingga kualitas udara menjadi turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.

Pada umumnya, sumber pencemaran udara ini terdiri dari dua hal. Pertama, berasal dari proses atau kegiatan alam seperti kebakaran hutan, kegiatan gunung berapi. Kedua, berasal dari kegiatan manusia, misalnya: sisa pembakaran kendaraan bermotor, asap industri, pembakaran sisa pertanian, sisa pembakaran gas alam, dll.

Akhirnya, tidaklah berlebihan bila kita harus menjaga kondisi udara di sekitar tempat tinggal kita agar tidak terjadi polusi udara. Yakni dengan melakukan penghijauan, tidak melakukan pembakaran hutan, menata transportasi, menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan, dll. Bagaimana menurut pendapat Anda?

Catatan: ditunggu komentar, saran, dan masukannya ya….!!!
Arda Dinata adalah penulis lepas, dosen dan tutor di Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Kutamaya.
Waspadai Penyakit Menular Saat Musim Hujan
Lihat Detail

Waspadai Penyakit Menular Saat Musim Hujan

MUSIM hujan kembali telah datang, sepertinya kita sudah harus mempersiapkan diri dari segala dampaknya, seperti kemungkinan terjadinya banjir dan wabah penyakit menular. Terkait dengan penyakit menular seperti demam berdarah dengue (DBD), kita harus mewaspadainnya agar jangan sampai keluarga kita terjangkit olehnya. Karena, penyakit yang mewabah setiap tahun ini sepertinya merupakan penderitaan yang terus akan dialami, entah sampai kapan.
=======

Yuk.., update informasi seputar dunia sanitasi dan kesehatan lingkungan di website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com

Perlunya Membangun TPSA yang Sanitair:
Suatu program pengelolaan sampah belum bisa dikatakan berhasil keseluruhannya dengan baik, tanpa menyelesaikan hingga tahap disposalnya (pembungan akhir) dengan baik.
https://insanitarian.com/2019/08/04/perlunya-membangun-tpsa-yang-sanitair/

Menjaga Perut:
Barangsiapa makan secara berlebihan akan menyebabkan banyak tidurnya. Dan barangsiapa banyak tidur, maka banyak pula kebaikan dan kebajikan yang terlewatkan olehnya.
https://insanitarian.com/2019/08/17/menjaga-perut/

Ekologi Manusia:
Pesan saya jangan lupakan keberadaan ilmu ekologi manusia ini.
https://insanitarian.com/2019/08/25/ekologi-manusia/

Agroperhutanan Menjanjikan Kerimbunan Vegetasi:
Kalau kita berpikir bijaksana, keberadaan sistem agroperhutanan tradisional itu dapat beradaptasi terhadap perubahan biofisik dan sosial-ekonomi masyarakat.
https://insanitarian.com/2022/01/01/agroperhutanan-menjanjikan-kerimbunan-vegetasi/

Aspek Teknis Dalam Penyehatan Rumah:
Untuk menggapai kondisi rumah yang memenuhi kebutuhan, tentu kita harus memperhatikan aspek-aspek teknis yang berhubungan langsung dengan usaha penyehatan rumah berikut ini.
https://insanitarian.com/2022/01/02/aspek-teknis-dalam-penyehatan-rumah/

Bagaimana Mendaur Ulang Sampah?
Sebagian besar sampah modern memang tidak bisa membusuk namun tetap utuh sampai bertahun-tahun lamanya. Sehingga dengan mendaur ulang berarti kita bisa mengurangi sampah yang dibuang.
https://insanitarian.com/2022/01/03/bagaimana-mendaur-ulang-sampah/

Minimisasi Limbah Bikin Rumah Sakit Cerah:
Para pengelola RS sudah selayaknya menerapkan program minimisasi limbah untuk mengamankan RS dari terjadinya pencemaran dan penularan aneka kuman penyakit dari limbah yang dihasilkannya.
https://insanitarian.com/2022/01/20/minimisasi-limbah-bikin-rumah-sakit-cerah/

Manusia dan Lingkungan, Kunci Atasi Masalah Kesehatan Lingkungan:
Manusia dan lingkungan. Inilah dua kata yang saling berhubungan. Dari aktivitas keduanya, permasalahan kesehatan lingkungan muncul silih berganti dalam hidup masyarakat Indonesia. Begitu pun sebaliknya, kalau kita analisis dari aktivitas manusia dan lingkungan itu merupakan dua hal yang sangat menentukan dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
https://insanitarian.com/2022/01/21/manusia-dan-lingkungan-kunci-atasi-masalah-kesehatan-lingkungan/

Vaksin, Komunikasi, dan Risiko Kesehatan:
Perlu pengembangan sistem pemantauan komunikasi untuk mendeteksi kebutuhan informasi/berita maupun informasi tentang rumor atau hoaks; merencanakan manajemen rumor, termasuk media sosial; serta mengembangkan kapasitas dan sumber daya untuk melawan hoaks.
https://insanitarian.com/2022/01/22/vaksin-komunikasi-dan-risiko-kesehatan/

Elemen Fungsional Sistem Pengelolaan Sampah:
Pada awal kehidupan manusia, sampah belum menjadi masalah, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin hari keberadaan sampah menjadi masalah yang perlu ditangani secara serius.
https://insanitarian.com/2022/01/23/elemen-fungsional-sistem-pengelolaan-sampah/

Manajemen Pengendalian Pencemaran Udara Ruangan:
Tercetusnya kondisi pencemaran udara di ruangan seperti di atas, jelas-jelas akan berpengaruh bagi kesehatan manusia yang ada di ruangan tersebut. Pengaruh tersebut terutama berupa penularan penyakit bersifat airborne diseases (penyakit yang ditularkan melalui udara). Pencemaran udara ini akan berpengaruh terhadap angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) dari berbagai jenis penyakit.
https://insanitarian.com/2022/01/24/manajemen-pengendalian-pencemaran-udara-ruangan/

Untuk Update artikel terbaru langsung kunjungi website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com
Salam
Arda Dinata

======

Menurut, Dr Andi Utama, MSc., peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI, musim hujan tidak hanya mendatangkan banjir, tetapi juga wabah penyakit. Buktinya, setiap musim hujan selalu datang wabah penyakit menular. Pada awal musim hujan tahun ini, juga telah berjangkit wabah diare di Sumatera Barat dan demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur.

Lebih jauh diungkapkan Andi Utama, diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus, dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Namun kebanyakan kasus yang terjadi adalah akibat infeksi bakteri Vibrio cholera melalui makanan atau minuman. Infeksi diare disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri cholera ini.
Dengan kata lain, diare adalah penyakit menular yang disebabkan karena masalah kebersihan (sanitasi), baik kebersihan makanan/minuman maupun kebersihan lingkungan, dan tidak ada hubungan langsung dengan musim hujan. Walaupun demikian, terjadinya banjir pada musim hujan akan menyisakan lingkungan yang tidak sehat, sehingga memudahkan terjadinya wabah berbagai penyakit menular termasuk diare.

Berbeda dengan diare, penyakit DBD mempunyai hubungan langsung dengan musim hujan. Curah hujan yang banyak akan mengakibatkan terbentuknya genangan air yang akan menjadi sarang dan tempat hidup nyamuk Aedes egypti, yang menjadi vektor penularan penyakit DBD. Nyamuk A egypti tidak hanya menjadi vektor penularan virus Dengue, tetapi juga menjadi vektor penularan virus Yellow Fever. Walaupun saat ini Indonesia bukanlah negara endemik Yellow Fever, jika kondisi ini dibiarkan tidak tertutup kemungkinan penyakit Yellow Fever akan berjangkit di Indonesia.

Adanya kondisi genangan air akibat hujan ini tidak hanya menjadi sarang nyamuk A egypti, tapi juga menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk-nyamuk lain, termasuk nyamuk Culex sp yang menjadi vektor penularan virus Japanese encephalitis dan West Nile. Sekalipun kedua penyakit ini tidak terdapat di Indonesia saat ini, peluang untuk meluas ke Indonesia akan tetap terbuka jika masalah banjir ini tidak diatasi.

Jadi, dalam menghindari terhadap penyebaran penyakit menular. Kita harus menjaga secara bersama-sama terhadap kualitas lingkungan di sekitar tempat tinggal kita masing-masing. Di sini, misalnya, kita perlu menyadari kembali bahwa menjaga kelestarian lingkungan (hutan) adalah suatu hal yang penting. Pelestarian hutan tidak hanya mengatasi masalah banjir tetapi juga mencegah terjadinya wabah penyakit menular, termasuk munculnya penyakit baru. Walaupun kita tahu, penjagaan kelestarian hutan adalah usaha jangka panjang yang perlu diperhatikan oleh pemerintah.

Pokoknya, untuk mengantisispasi munculnya wabah DBD tahun ini, masyarakat juga harus melakukan upaya secara aktif agar wabah DBD bisa ditekan sekecil mungkin. Usaha yang efektif yang bisa dilakukan adalah apa yang kita kenal dengan istilah 3-M, yaitu menguras, menutup/menabur abate di tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas.

Akhirnya, bila usaha-usaha tersebut benar-benar kita lakukan secara bersama-sama sedini mungkin, maka saya yakin terjadinya wabah DBD akan bisa ditekan sekecil mungkin.***

Arda Dinata
Penulis adalah dosen di Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Kutamaya.

Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, 
MUSIM hujan kembali telah datang, sepertinya kita sudah harus mempersiapkan diri dari segala dampaknya, seperti kemungkinan terjadinya banjir dan wabah penyakit menular. Terkait dengan penyakit menular seperti demam berdarah dengue (DBD), kita harus mewaspadainnya agar jangan sampai keluarga kita terjangkit olehnya. Karena, penyakit yang mewabah setiap tahun ini sepertinya merupakan penderitaan yang terus akan dialami, entah sampai kapan.
=======

Yuk.., update informasi seputar dunia sanitasi dan kesehatan lingkungan di website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com

Perlunya Membangun TPSA yang Sanitair:
Suatu program pengelolaan sampah belum bisa dikatakan berhasil keseluruhannya dengan baik, tanpa menyelesaikan hingga tahap disposalnya (pembungan akhir) dengan baik.
https://insanitarian.com/2019/08/04/perlunya-membangun-tpsa-yang-sanitair/

Menjaga Perut:
Barangsiapa makan secara berlebihan akan menyebabkan banyak tidurnya. Dan barangsiapa banyak tidur, maka banyak pula kebaikan dan kebajikan yang terlewatkan olehnya.
https://insanitarian.com/2019/08/17/menjaga-perut/

Ekologi Manusia:
Pesan saya jangan lupakan keberadaan ilmu ekologi manusia ini.
https://insanitarian.com/2019/08/25/ekologi-manusia/

Agroperhutanan Menjanjikan Kerimbunan Vegetasi:
Kalau kita berpikir bijaksana, keberadaan sistem agroperhutanan tradisional itu dapat beradaptasi terhadap perubahan biofisik dan sosial-ekonomi masyarakat.
https://insanitarian.com/2022/01/01/agroperhutanan-menjanjikan-kerimbunan-vegetasi/

Aspek Teknis Dalam Penyehatan Rumah:
Untuk menggapai kondisi rumah yang memenuhi kebutuhan, tentu kita harus memperhatikan aspek-aspek teknis yang berhubungan langsung dengan usaha penyehatan rumah berikut ini.
https://insanitarian.com/2022/01/02/aspek-teknis-dalam-penyehatan-rumah/

Bagaimana Mendaur Ulang Sampah?
Sebagian besar sampah modern memang tidak bisa membusuk namun tetap utuh sampai bertahun-tahun lamanya. Sehingga dengan mendaur ulang berarti kita bisa mengurangi sampah yang dibuang.
https://insanitarian.com/2022/01/03/bagaimana-mendaur-ulang-sampah/

Minimisasi Limbah Bikin Rumah Sakit Cerah:
Para pengelola RS sudah selayaknya menerapkan program minimisasi limbah untuk mengamankan RS dari terjadinya pencemaran dan penularan aneka kuman penyakit dari limbah yang dihasilkannya.
https://insanitarian.com/2022/01/20/minimisasi-limbah-bikin-rumah-sakit-cerah/

Manusia dan Lingkungan, Kunci Atasi Masalah Kesehatan Lingkungan:
Manusia dan lingkungan. Inilah dua kata yang saling berhubungan. Dari aktivitas keduanya, permasalahan kesehatan lingkungan muncul silih berganti dalam hidup masyarakat Indonesia. Begitu pun sebaliknya, kalau kita analisis dari aktivitas manusia dan lingkungan itu merupakan dua hal yang sangat menentukan dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
https://insanitarian.com/2022/01/21/manusia-dan-lingkungan-kunci-atasi-masalah-kesehatan-lingkungan/

Vaksin, Komunikasi, dan Risiko Kesehatan:
Perlu pengembangan sistem pemantauan komunikasi untuk mendeteksi kebutuhan informasi/berita maupun informasi tentang rumor atau hoaks; merencanakan manajemen rumor, termasuk media sosial; serta mengembangkan kapasitas dan sumber daya untuk melawan hoaks.
https://insanitarian.com/2022/01/22/vaksin-komunikasi-dan-risiko-kesehatan/

Elemen Fungsional Sistem Pengelolaan Sampah:
Pada awal kehidupan manusia, sampah belum menjadi masalah, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin hari keberadaan sampah menjadi masalah yang perlu ditangani secara serius.
https://insanitarian.com/2022/01/23/elemen-fungsional-sistem-pengelolaan-sampah/

Manajemen Pengendalian Pencemaran Udara Ruangan:
Tercetusnya kondisi pencemaran udara di ruangan seperti di atas, jelas-jelas akan berpengaruh bagi kesehatan manusia yang ada di ruangan tersebut. Pengaruh tersebut terutama berupa penularan penyakit bersifat airborne diseases (penyakit yang ditularkan melalui udara). Pencemaran udara ini akan berpengaruh terhadap angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) dari berbagai jenis penyakit.
https://insanitarian.com/2022/01/24/manajemen-pengendalian-pencemaran-udara-ruangan/

Untuk Update artikel terbaru langsung kunjungi website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com
Salam
Arda Dinata

======

Menurut, Dr Andi Utama, MSc., peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI, musim hujan tidak hanya mendatangkan banjir, tetapi juga wabah penyakit. Buktinya, setiap musim hujan selalu datang wabah penyakit menular. Pada awal musim hujan tahun ini, juga telah berjangkit wabah diare di Sumatera Barat dan demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur.

Lebih jauh diungkapkan Andi Utama, diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus, dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Namun kebanyakan kasus yang terjadi adalah akibat infeksi bakteri Vibrio cholera melalui makanan atau minuman. Infeksi diare disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri cholera ini.
Dengan kata lain, diare adalah penyakit menular yang disebabkan karena masalah kebersihan (sanitasi), baik kebersihan makanan/minuman maupun kebersihan lingkungan, dan tidak ada hubungan langsung dengan musim hujan. Walaupun demikian, terjadinya banjir pada musim hujan akan menyisakan lingkungan yang tidak sehat, sehingga memudahkan terjadinya wabah berbagai penyakit menular termasuk diare.

Berbeda dengan diare, penyakit DBD mempunyai hubungan langsung dengan musim hujan. Curah hujan yang banyak akan mengakibatkan terbentuknya genangan air yang akan menjadi sarang dan tempat hidup nyamuk Aedes egypti, yang menjadi vektor penularan penyakit DBD. Nyamuk A egypti tidak hanya menjadi vektor penularan virus Dengue, tetapi juga menjadi vektor penularan virus Yellow Fever. Walaupun saat ini Indonesia bukanlah negara endemik Yellow Fever, jika kondisi ini dibiarkan tidak tertutup kemungkinan penyakit Yellow Fever akan berjangkit di Indonesia.

Adanya kondisi genangan air akibat hujan ini tidak hanya menjadi sarang nyamuk A egypti, tapi juga menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk-nyamuk lain, termasuk nyamuk Culex sp yang menjadi vektor penularan virus Japanese encephalitis dan West Nile. Sekalipun kedua penyakit ini tidak terdapat di Indonesia saat ini, peluang untuk meluas ke Indonesia akan tetap terbuka jika masalah banjir ini tidak diatasi.

Jadi, dalam menghindari terhadap penyebaran penyakit menular. Kita harus menjaga secara bersama-sama terhadap kualitas lingkungan di sekitar tempat tinggal kita masing-masing. Di sini, misalnya, kita perlu menyadari kembali bahwa menjaga kelestarian lingkungan (hutan) adalah suatu hal yang penting. Pelestarian hutan tidak hanya mengatasi masalah banjir tetapi juga mencegah terjadinya wabah penyakit menular, termasuk munculnya penyakit baru. Walaupun kita tahu, penjagaan kelestarian hutan adalah usaha jangka panjang yang perlu diperhatikan oleh pemerintah.

Pokoknya, untuk mengantisispasi munculnya wabah DBD tahun ini, masyarakat juga harus melakukan upaya secara aktif agar wabah DBD bisa ditekan sekecil mungkin. Usaha yang efektif yang bisa dilakukan adalah apa yang kita kenal dengan istilah 3-M, yaitu menguras, menutup/menabur abate di tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas.

Akhirnya, bila usaha-usaha tersebut benar-benar kita lakukan secara bersama-sama sedini mungkin, maka saya yakin terjadinya wabah DBD akan bisa ditekan sekecil mungkin.***

Arda Dinata
Penulis adalah dosen di Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Kutamaya.

Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, 
Indonesia Surga bagi Industri Rokok
Lihat Detail

Indonesia Surga bagi Industri Rokok

 Yuk.., update informasi seputar dunia sanitasi dan kesehatan lingkungan di website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com

Perlunya Membangun TPSA yang Sanitair:
Suatu program pengelolaan sampah belum bisa dikatakan berhasil keseluruhannya dengan baik, tanpa menyelesaikan hingga tahap disposalnya (pembungan akhir) dengan baik.
https://insanitarian.com/2019/08/04/perlunya-membangun-tpsa-yang-sanitair/

Menjaga Perut:
Barangsiapa makan secara berlebihan akan menyebabkan banyak tidurnya. Dan barangsiapa banyak tidur, maka banyak pula kebaikan dan kebajikan yang terlewatkan olehnya.
https://insanitarian.com/2019/08/17/menjaga-perut/

Ekologi Manusia:
Pesan saya jangan lupakan keberadaan ilmu ekologi manusia ini.
https://insanitarian.com/2019/08/25/ekologi-manusia/

Agroperhutanan Menjanjikan Kerimbunan Vegetasi:
Kalau kita berpikir bijaksana, keberadaan sistem agroperhutanan tradisional itu dapat beradaptasi terhadap perubahan biofisik dan sosial-ekonomi masyarakat.
https://insanitarian.com/2022/01/01/agroperhutanan-menjanjikan-kerimbunan-vegetasi/

Aspek Teknis Dalam Penyehatan Rumah:
Untuk menggapai kondisi rumah yang memenuhi kebutuhan, tentu kita harus memperhatikan aspek-aspek teknis yang berhubungan langsung dengan usaha penyehatan rumah berikut ini.
https://insanitarian.com/2022/01/02/aspek-teknis-dalam-penyehatan-rumah/

Bagaimana Mendaur Ulang Sampah?
Sebagian besar sampah modern memang tidak bisa membusuk namun tetap utuh sampai bertahun-tahun lamanya. Sehingga dengan mendaur ulang berarti kita bisa mengurangi sampah yang dibuang.
https://insanitarian.com/2022/01/03/bagaimana-mendaur-ulang-sampah/

Minimisasi Limbah Bikin Rumah Sakit Cerah:
Para pengelola RS sudah selayaknya menerapkan program minimisasi limbah untuk mengamankan RS dari terjadinya pencemaran dan penularan aneka kuman penyakit dari limbah yang dihasilkannya.
https://insanitarian.com/2022/01/20/minimisasi-limbah-bikin-rumah-sakit-cerah/

Manusia dan Lingkungan, Kunci Atasi Masalah Kesehatan Lingkungan:
Manusia dan lingkungan. Inilah dua kata yang saling berhubungan. Dari aktivitas keduanya, permasalahan kesehatan lingkungan muncul silih berganti dalam hidup masyarakat Indonesia. Begitu pun sebaliknya, kalau kita analisis dari aktivitas manusia dan lingkungan itu merupakan dua hal yang sangat menentukan dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
https://insanitarian.com/2022/01/21/manusia-dan-lingkungan-kunci-atasi-masalah-kesehatan-lingkungan/

Vaksin, Komunikasi, dan Risiko Kesehatan:
Perlu pengembangan sistem pemantauan komunikasi untuk mendeteksi kebutuhan informasi/berita maupun informasi tentang rumor atau hoaks; merencanakan manajemen rumor, termasuk media sosial; serta mengembangkan kapasitas dan sumber daya untuk melawan hoaks.
https://insanitarian.com/2022/01/22/vaksin-komunikasi-dan-risiko-kesehatan/

Elemen Fungsional Sistem Pengelolaan Sampah:
Pada awal kehidupan manusia, sampah belum menjadi masalah, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin hari keberadaan sampah menjadi masalah yang perlu ditangani secara serius.
https://insanitarian.com/2022/01/23/elemen-fungsional-sistem-pengelolaan-sampah/

Manajemen Pengendalian Pencemaran Udara Ruangan:
Tercetusnya kondisi pencemaran udara di ruangan seperti di atas, jelas-jelas akan berpengaruh bagi kesehatan manusia yang ada di ruangan tersebut. Pengaruh tersebut terutama berupa penularan penyakit bersifat airborne diseases (penyakit yang ditularkan melalui udara). Pencemaran udara ini akan berpengaruh terhadap angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) dari berbagai jenis penyakit.
https://insanitarian.com/2022/01/24/manajemen-pengendalian-pencemaran-udara-ruangan/

Untuk Update artikel terbaru langsung kunjungi website SANITASI INDONESIA di link ini 👉 www.insanitarian.com
Salam
Arda Dinata

====={{{{===

TIADANYA komitmen pemerintah Indonesia terhadap kesehatan masyarakat makin tercermin dengan dihapuskannya batas tar dan nikotin dalam revisi peraturan pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan. Padahal, asap rokok secara ilmiah sudah terbukti menyebabkan setidaknya 25 jenis penyakit. Artinya, saat berbagai negara -- termasuk negara berkembang -- memperketat peraturan soal rokok untuk melindungi kesehatan rakyatnya, namun Indonesia justru menjadi surga bagi industri rokok.
Menurut Dr. Fernando Antezana, jika aksi-aksi yang keras tidak segera diambil, epidemi tembakau akan menyebabkan kematian dini sekira 250 juta anak dan remaja yang hidup saat ini. Sementara itu, Kepala Perwakilan WHO di Indonesia George Petersen mengungkapkan saat ini sekira empat juta orang mati tiap tahun karena rokok.

Walaupun bukti-bukti pengaruh dan kerugian akibat merokok itu begitu mengerikan, kelihatannya penanggulangan masalah merokok hingga saat ini masih belum didukung kemauan politik (political will) serius pemerintah. Buktinya, keselamatan dan kenyamanan bagi orang yang tidak merokok di tempat-tempat umum masih diabaikan. Lalu, di mana perlindungan atas hak kesehatan orang yang tidak merokok? Dan, lebih jauh di antara kita pun, walau telah mengetahui bahaya dari rokok, kita tetap merokok. Sungguh, bukankah ini tidak bijak terhadap dirinya sendiri?

Wahai perokok...! Bukankah seseorang akan senantiasa mencintai apa yang dicintai oleh kekasih-Nya (lebih-lebih, bila kita ingin dicintai-Nya), maka kita pun akan membenci yang dibenci-Nya. Allah SWT tidak menyukai asap rokok, lantaran ia adalah khabaits sesuatu yang buruk. Allah berfirman, "Menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang 'khabaits' (yang buruk)" (QS. Al-A'raf: 157).

Bahan Kimia

Kalau kita sadar, satu batang rokok yang hanya seukuran pensil sepuluh sentimeter itu, ternyata ibarat sebuah pabrik berjalan yang menghasilkan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok yang dibakar mengeluarkan sekira 4 ribu bahan kimia. Menurut Dr. R.A. Nainggolan (1998), terdapat beberapa bahan kimia yang ada dalam rokok. Di antaranya, acrolein, merupakan zat cair yang tidak berwarna, seperti aldehyde. Zat ini sedikit banyaknya mengandung kadar alkohol. Artinya, acrolein ini adalah alkohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.

Karbon monoxida, sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Zat ini sangat beracun. Jika zat ini terbawa dalam hemoglobin, akan mengganggu kondisi oksigen dalam darah.

Nikotin, adalah cairan berminyak yang tidak berwarna dan dapat membuat rasa perih yang sangat. Nikotin ini menghalangi kontraksi rasa lapar. Itu sebabnya seseorang bisa merasakan tidak lapar karena merokok.

Ammonia, merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga kalau disuntikkan (baca: masuk) sedikit pun kepada peredaraan darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

Formic acid, sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.

Hydrogen cyanide, sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.

Nitrous oxide, sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan mengakibatkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah jenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh para dokter.

Formaldehyde, sejenis gas tidak berwarna dengan bau yang tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme-organisme hidup.

Phenol, merupakan campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan, karena phenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.

Acetol, adalah hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol. Hydrogen sulfide, sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi yang berisi pigmen).

Pyridine, sejenis cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. Methyl chloride, adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hidrogen dan karbon merupakan unsurnya yang terutama. Zat ini adalah merupakan compound organis yang dapat beracun.

Methanol, sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan mudah terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian. Dan tar, sejenis cairan kental berwarna cokelat tua atau hitam. Tar terdapat dalam rokok yang terdiri dari ratusan bahan kimia yang menyebabkan kanker pada hewan. Bilamana zat tersebut diisap waktu merokok akan mengakibatkan kanker paru-paru.

Bahayakan Tubuh

Melihat dari kandungan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam rokok tersebut, kita tidak akan menyangsikan lagi kalau rokok itu merupakan sumber bencana dan perusak tubuh bagi yang mengisapnya. Salah satu proses yang memang belum berdampak pada penampilan fisik perokok adalah gangguan pada sistem sirkulasi darah, yang akhirnya memicu penyakit jantung. Kami menggolongkan mereka sebagai 'perokok sehat,' kata Dr. Johannes Czenin (baca: SHAR'niin), Rektor kepala pada Departemen Molekular dan Farmakologi UCLA. Lebih lanjut dikemukakan, walau belum ada indikasi jantung koroner, toh ada abnormalitas yang kami sebut vosomotion, atau perubahan pada aliran darah.

Sementara itu, berdasarkan laporan Badan Lingkungan Hidup Amerika (EPA - Environmental Protection Agency) mencatat tidak kurang dari 300 ribu anak-anak berusia 1 hingga 1,5 tahun menderita bronchitis dan pneumonia, karena turut mengisap asap rokok yang diembuskan orang di sekitarnya terutama ayah-ibunya.

Selain anak-anak, kecenderungan peningkatan jumlah korban asap rokok juga terlihat pada kaum wanita. Nasib kaum ibu bersuamikan perokok agaknya tak berbeda jauh dengan anak-anak yang memiliki keluarga perokok. Penelitian yang dilakukan EPA menghasilkan kesimpulan bahwa dari 30 wanita, 24 di antaranya berisiko tinggi terserang kanker paru-paru bila suaminya perokok.

Di bagian lain, menurut para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas New York, wanita yang merokok lebih dari 10 batang per hari memiliki peluang memasuki monopause dini 40 persen lebih besar ketimbang para wanita yang tidak merokok. Dalam studi itu, para peneliti mengamati 4.694 wanita selama lebih dari lima tahun. Ternyata, wanita perokok rata-rata memasuki masa monopause lebih cepat 9 bulan ketimbang wanita yang tidak merokok.

Setelah kita mengetahui kandungan bahan-bahan kimia berbahaya dalam rokok dan akibatnya bagi kesehatan manusia, maka alangkah bodohnya manusia yang masih merokok dan tidak ada niatan untuk berhenti merokok. Buat apa kita dilengkapi akal dan pikiran kalau diri kita tidak dapat memilah-milah mana yang baik dan tidak baik dari sesuatu barang yang akan kita konsumsi?

Berhenti Merokok

Kurt Salzer (1950:59), dalam Thrirteen Ways to Break the Smoking Habit, mengemukakan, ada 13 metode berhenti merokok. (1) Menyadari apa sebabnya Anda merokok. (2) Langsung berhenti merokok. (3) Jangan merokok waktu melakukan sesuatu atau sewaktu mengemudikan kendaraan.

(4) Katakan kepada diri, "Saya tidak akan merokok hari ini". (5) Tentukan suatu hari untuk berhenti merokok. (6) Katakan, "ya" bagi kesehatan Anda, dan katakan "tidak" untuk penyakit. (7) Merokok mengurangi kecantikan Anda. Oleh karena itu, katakan "ya" untuk kecantikan muka Anda dan "tidak" atas kerusakan kecantikan karena rokok.

(8) Adalah watak orang-orang muda, bahwa walaupun ada sifat menentang ibu-bapak atau guru, namun mencoba meniru mereka. Bapak atau guru yang melarang anak-anak merokok, tetapi mereka sendiri merokok, akan diikuti anak-anak jadi perokok. Oleh karena itu, Anda perlu menyadari pengaruh Anda sebagai orang tua atau guru, kalau Anda masih tetap merokok. (9) Pernahkah Anda membakar uang lembaran seribu rupiah? Anda, dengan merokok telah membuatnya.

(10) Seseorang perokok telah terbiasa dengan bau rokok yang sangat tajam. Organismenya telah terbiasa dengan kadar nikotin tertentu. Gantinya memarahi seorang anak yang merokok, dipaksa merokok sampai dia merasa sakit. Akibatnya, kapan saja anak itu mencium bau rokok, dia merasa sakit.

(11) Tersedak atau ketegukan akan berhenti dengan memperhatikan diafragma Anda, bagaimana diafragma itu mengembang dan mengempis. Amati diri Anda, kalau Anda sedang ingin merokok. Keinginan itu datang dari luar. Lalu tutup mata Anda dan pikirkan mengalahkan pengaruh luar tersebut.

(12) Dalam pertentangan antara kuasa kemauan dan kuasa imajinasi, maka kuasa imajinasi itu akan menang. Bayangkanlah Anda tidak akan merokok lagi, maka Anda akan berhasil. (13) Agar metode imajinasi itu berhasil, jangan bimbang. Dengan santai katakanlah kepada diri, "Saya tahu bahwa saya tidak akan merokok lagi". Oleh karena itu, Anda tidak akan merokok lagi.

Selamat berhenti merokok. Masihkah Anda ragu terhadap bahaya dari rokok? Bila ya, berarti Anda benar-benar telah tertipu dan siap-siap dibunuh oleh rokok! Atau jangan-jangan Anda telah terlena sebab Indonesia benar-benar sudah menjadi surga bagi industri rokok.***

Arda Dinata,
Penulis adalah dosen di Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Kutamaya.

Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, 

Postingan Populer

 

Klik Menu Profesi Sanitarian:
  

  

  

  

 

WWW.ARDADINATA.COM